Meski hari Valentine bukan hari raya dan tidak menjadi keharusan untuk
merayakannya, namun tak ada salahnya kita jadikan momen untuk merenungi
arti hidup dan arti kebaikan. Bagi yang punya pasangan semoga bisa
tambah awet dan happy selalu. Semoga kisah berikut ini mewarnai hidup
kita semua.
Kisah Cinta Yang Menghanyutkan Jiwa
Valent seorang cowok yang sangat rupawan. Fisiknya tegap, wajahnya lugu
dan senyumnya manis sekali. Dia adalah cowok idola para gadis di kota
kelahirannya. Apalagi setelah dia berhasil membeli sebuah motor Kawasaki
Ninja 150 RR hasil mengikuti Investasi 56LN info Teknik belajar lewat Blog TM8989. Dengan motor keren ini, dirinya bak seorang tokoh James
Bond 007. Terutama ketika dia mengendarai dengan kaca mata hitam.
Sungguh keren sekali. Hati wanita mana yang tidak terpaut?
Namun kebanggaannya ini tidak bertahan lama. Ngebut mengantar nyawanya dalam jurang kematian. Valent mengalami sebuah kecelakaan hebat. Motornya menabrak truk sehingga terlempar 4 meter ke atas yang membuat dirinya pingsan. Darah mengalir di mana-mana. Kaca helm yang pecah telah melukai kedua bola matanya. Hanya operasi yang bisa mengembalikan penglihatannya. Sejak sadar dari koma, semua impiannya sirna. Apalagi dia tahu dirinya tidak bisa melihat lagi. Blog TM8989 pun tidak bisa lagi dia intip seperti biasanya. Apakah ini adalah yang dimaksud bahwa berkah ternyata tidak selalu menjadi berkah?
Hari-hari menjadi sunyi. Dunia serasa runtuh. Langit menjadi rendah dan matahari menjadi tak ada artinya. Senyum manis yang selalu keluar dari sudut bibir Valent, sekarang hilang bagai ditelan bumi. Waktu pun menjadi semakin kaku dan menyesakkan hingga suatu hari hadirlah seorang gadis bernama Lisia.
Lisia selalu datang memberi perhatikan
dan semangat kepada Valent. Lisia menghibur Valent dan terus memberikan
kata-kata motivasi. Perlahan-lahan kepercayaan dan harapan hidup muncul
kembali di benak Valent. Lisia sangat sayang dan perhatikan kepada
Valent. Dia tidak pernah mempermasalahkan kebutaan Valent sebagai
sesuatu kekurangan yang berarti. Lama kelamaan cinta pun timbul di hati
mereka berdua.
Suatu hari berkatalah Valent kepada Lisia, "Lisia, mengapa kamu begitu perhatikan kepadaku?"
"Entahlah. Sulit bagiku untuk mengutarakannya," bisik Lisia. "Aku juga tak tahu mengapa begitu menyayangimu dan ingin kamu bangkit dari semuanya ini."
"Benarkah?" tanya Lisia tanpa membutuhkan jawaban. Tangannya menggenggam erat jemari Valent.
Valent melakukan operasi cangkok mata dan Tuhan melakukan mujizat. Valent bisa bisa melihat kembali meski tidak sesempurna dulu. Operasi yang berlangsung 3 jam berjalan mulus. Valent bisa melihat! Sesuai dengan janjinya, dia segera mencari seorang gadis bernama Lisia yang selalu menemani dan menghiburnya selama ini. Namun Lisia menghilang entah ke mana. Dengan bersusah payah akhirnya dia berhasil menemukan alamat rumah Lisia.
Di sana tertulis:
Suatu hari berkatalah Valent kepada Lisia, "Lisia, mengapa kamu begitu perhatikan kepadaku?"
"Entahlah. Sulit bagiku untuk mengutarakannya," bisik Lisia. "Aku juga tak tahu mengapa begitu menyayangimu dan ingin kamu bangkit dari semuanya ini."
"Tapi, aku kan buta? Apa yang bisa diperbuat orang buta untukmu? Apa yang bisa aku berikan kepadamu?"
"Valent, dengarkan saya," bisik Lisia sambil mengusak rambut Valent.
"Aku tidak mengharapkan apapun darimu. Buat aku, setiap hari kamu bisa
ceria seperti dulu, itu sudah cukup. Aku senang jika kamu senang."
"Belum pernah aku melihat dan mendengar ada orang yang menyayangi orang
buta. Aku merasa berdosa akan masa lalu saya. Aku tidak bisa menerima
kebaikan ini." Air mata pun mengalir dari kedua sudut mata Valent yang
tertutup rapat.
"Lisia," seru Valent dengan datar. "Kalau suatu hari Tuhan membuat saya
bisa melihat lagi, aku berjanji akan menyayangimu sepenuh hati dan
menikahimu. Karena hanya kamu satu-satunya orang yang begitu tulus dan
setia menemani hari-hariku."
"Benarkah?" tanya Lisia tanpa membutuhkan jawaban. Tangannya menggenggam erat jemari Valent.
"Iya, aku berjanji. Suatu hari jika aku bisa melihat lagi, aku akan mencarimu dan menikahimu."
"Terima kasih...aku sangat menyayangimu..." Lisia tersenyum. Sayang Valent tidak bisa melihat senyuman Lisia.
* * *
Cerita dipersingkat...
Tiga bulan berlalu.
Valent melakukan operasi cangkok mata dan Tuhan melakukan mujizat. Valent bisa bisa melihat kembali meski tidak sesempurna dulu. Operasi yang berlangsung 3 jam berjalan mulus. Valent bisa melihat! Sesuai dengan janjinya, dia segera mencari seorang gadis bernama Lisia yang selalu menemani dan menghiburnya selama ini. Namun Lisia menghilang entah ke mana. Dengan bersusah payah akhirnya dia berhasil menemukan alamat rumah Lisia.
Dia melangkah masuk dan begitu kaget. Ternyata Lisia seorang gadis yang
begitu setia menemaninya ini adalah seorang gadis buta juga. Valent
tidak bisa menerima kenyataan ini. Hatinya menjerit dan bergolak! Dia
memaki-maki dirinya sendiri karena telah berbuat janji konyol. Dia tidak
pernah mengharapkan bahwa gadis yang setia menemaninya juga orang yang
buta. Hati kecilnya pun menolak Lisia.
"Pantas saja dia begitu setia dan mencintai saya. Ternyata dia juga buta." Valent lupa akan semua ucapan mulutnya.
"Valent, bukankah engkau sudah berjanji akan mencintaiku dan menikahi
aku?" bisik Lisia. "Makanya aku tahu hal ini akan terjadi. Dan ketika
kutahu bahwa kamu sudah bisa melihat, aku memilih untuk pergi jauh dan
menyendiri. Aku tahu kamu tidak akan mau menerima aku. Aku sudah pergi
tetapi kamu yang mencari aku." Air mata mulai membasahi wajah Lisia yang
begitu lembut.
"Hmm.. ya aku memang berjanji akan mencintaimu bahkan menikahimu. Tapi
aku tidak pernah berpikir dan mengharapkan bahwa kamu juga seorang gadis
yang buta sama seperti aku."
"Valent..engkau seorang lelaki. Bagaimana mungkin seorang lelaki tidak
bisa memegang kata-katanya yang diucapkan tanpa paksaan?" desah Lisia
datar tanpa nada.
"Maafkan aku Lisia. Sekali lagi maafkan aku. Aku tidak bisa!.... Terlalu
sulit bagiku!" kata Valent sambil melangkah pergi dengan hati yang
begitu galau dan hancur. Berbagai hal berkecamuk di pikiran dan
hatinya.
Tiga hari kemudian sebuah kabar menggemparkan seluruh kota. Diana
ditemukan mati gantung diri di sebuah pohon di taman dekat kota. Pada
saat ditemukan, nyawanya sudah tidak tertolong lagi. Valent yang
mengetahui hal itu segera datang ke lokasi dan menurunkan tubuh Lisia
yang terbujur kaku. Ketika diturunkan warga kota menemukan sebuah surat
dan diberikannya kepada Valent.
Di sana tertulis:
Surat ini untuk kekasihku bernama Valent,
Memang hari-hariku terasa pendek.
Valent, ketika engkau membaca suratku ini... berjanjilah satu hal padaku:
I love you so much...
Deepest heart,
Memang hari-hariku terasa pendek.
Tidak banyak hal yang bisa aku lakukan karena aku buta.
Tidak banyak yang bisa aku berikan kepada orang terdekat aku.
Aku benar-benar mencintai dengan tulus seorang lelaki.
Dan aku tak pernah berharap cinta yang tulus terbalaskan dalam hidupku.
Setiap kali aku mencintai seseorang, aku sadar bahwa perasaan terluka juga harus siap kuterima.
Valent, ketika engkau membaca suratku ini... berjanjilah satu hal padaku:
Tetaplah kembali menjadi seorang lelaki yang selalu berharap akan keindahan dalam hidup ini.
Jangan mudah menyerah dan putus asa. Masa depan masih di depan mata.
Semoga kedua mataku yang telah kuberikan padamu bisa menjadi terang jendela baru dalam hidupmu...
I love you so much...
Deepest heart,
Lisia.