Kamis, 20 Juni 2013

Dewa Kesempatan

Apa yang membuat seseorang itu sukses? Pasti banyak orang yang bilang karena adanya kesempatan. Ini memang benar sebab tanpa ada kesempatan, bagaimana mungkin kita bisa menggapai cita-cita kita? Tetapi tahukah Anda bahwa dalam hidup ini sebenarnya ada banyak sekali kesempatan? Lalu mengapa kita tidak sukses-sukses juga? Harap diingat bahwa sukses yang saya maksudkan di sini bukanlah diukur dari materi dalam arti kata punya mobil mewah, rumah megah, pakaian bagus, nama terkenal, isteri cantik seksi, dsb. Tidak! Sukses yang saya maksudkan ini adalah ketika kita bisa mendapatkan dan mengapai apa yang kita cita-citakan. Kalau diukur dari sisi materi maka tidak akan ada yang sukses karena manusia tidak pernah puas. Bagi pemain togel mungkin untung Rp 50.000 bukan sukses, tetapi coba Anda tanyakan tukang ojek atau penarik becak di pinggir jalan. Sehari mendapatkan Rp 50.000 itu sudah sebuah kesuksesan besar! Jadi masalahnya ada pada diri kita masing-masing. Sukses dan gagal itu ada pada diri kita. Makanya Budha pernah bersabda, "Makin banyak keinginan manusia maka makin tidak bebas manusia tersebut."
Dewa kesempatan dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai sosok makhluk yang jarang muncul menampakkan dirinya pada manusia. Tetapi jika makhluk ini berhasil menampakkan dirinya dan berhasil ditemukan oleh seseorang, maka orang tersebut akan sukses hidupnya. Hanya saja, Dewa Kesempatan ini digambarkan memiliki semacam wing terbang di kedua kakinya. Jadi kalau dia muncul, maka dia akan terbang melesat begitu cepat sehingga jika manusia itu tidak siap maka dia akan segera kehilangannya. Celakanya lagi, meski Dewa Kesempatan ini rambutnya lebat tampak di depan seperti biasa, ternyata di belakang kepalanya botak sama sekali. Jadi begitu dia melewati kita, pada saat kita ingin menangkapnya kita akan gagal karena botak kepalanya. Jadi paling tepat adalah menangkapnya dari depan.
 Anda pernah mendengar kata-kata di bawah ini? Mari kita renungkan masing-masing.
  • Orang bodoh adalah orang yang menyia-nyiakan kesempatan.
  • Orang biasa adalah orang yang menunggu kesempatan.
  • Orang pintar adalah orang yang mencari kesempatan.
  • Orang hebat adalah orang yang membuat kesempatan.
Menyia-nyiakan Kesempatan

Ada banyak orang menyia-nyiakan kesempatan dalam hidupnya. Mungkin kita pun pernah menyia-nyiakan kesempatan seperti itu. Saya juga pernah bahkan posisi jabatan yang bagus dari sebuah perusahaan ternama kelas dunia saya acuhkan karena merasa nanti akan mendapatkan yang lebih bagus dan lebih baik. Faktanya tidak ada sama sekali. Kesempatan itu sirna bersama waktu.

Contoh lainnya misalnya dulu didekati cewek cantik atau cowok ganteng tetapi karena kita pikir masih ada yang lebih baik, lebih ganteng, lebih kaya, lebih tajir, lebih pintar, e...ujung-ujungnya kata orang "saking pinter malah dapat buntung". Apakah Anda demikian juga? Ada berapa banyak kesempatan yang kita sia-siakan? Pada saat kita sakit, dokter bilang jangan begini-jangan begitu, jangan makan ini jangan makan itu, tetapi kita tidak mendengar dan tetap ngotot dengan pola hidup yang salah dan tidak benar, akhirnya menyesal. Kesempatan untuk mendapatkan hidup dan kesehatan yang layak sirna sudah. Yang tinggal sekarang adalah penyesalan yang tiada ujung.

Benarlah kata pepatah: "Orang bodoh adalah orang yang menyia-nyiakan kesempatan."
Menunggu Kesempatan

Ada orang yang menyia-nyiakan kesempatan, ada juga yang menunggu kesempatan. Ada begitu banyak orang yang kerjanya hanya menunggu dan menunggu kesempatan. Menunggu kesempatan, menunggu hari baik, menunggu tidak hujan, menunggu gajian, menunggu akhir tahun, menunggu dapat undian, menunggu dapat warisan, menunggu selesai kuliah, dsb. Setiap hari menunggu kesempatan bahkan seperti Kisah Pak Tua.

"Acong," panggil bapak Acong, "Kenapa kamu belum kerja?"

"Lagi nunggu panggilan Pak," jawab Acong kepada Akiong bapaknya dari Medan juragan ikan asin.

Anda lihat? Acong lagi menunggu lowongan.

"Bro, kenapa lu gak jualan?" tanya Achmad kepada Khodir rekannya yang pintar jualan pecel lele tetapi masih menganggur.

"Iya nih. Gue lagi tunggu moment yang tepat Bro," balas Khodir santai sambil mengisap kretek 234 dalam-dalam.
 Anda lihat? Khodir sama seperti Acong di mana menunggu kesempatan. Ada berapa banyak orang seperti ini dalam kehidupan nyata? Mungkin saja Anda, teman kuliah Anda, saudara Anda, suami Anda, isteri Anda, anak Anda, teman togel Anda, dsb. Bukankah Dewa Kesempatan itu jarang muncul? Kalaupun jika muncul bukankah dia akan datang dari arah depan sehingga yang menunggu di depanlah yang akan berpeluang mendapatkannya? Saya menunggu di jarak 100 meter, si A menunggu di jarak 50 meter, si B menunggu lebih depan lagi yakni 30 meter, si C menunggu lebih depan lagi 20 meter, si D menunggu lebih depan lagi 10 meter, si E menunggu lebih depan lagi 2 meter, dst. Kira-kira kalau Dewa Kesempatan muncul, siapakah yang akan berhasil mendapatkannya terlebih dulu? Menurut Anda apakah saya akan mendapatkanya? Mustahil bin mustajab. Karena di depan saya sudah ada banyak orang menunggunya. Jadi kesempatan bukan ditunggu Sobat! Itu tindakan bodoh dan konyol! Kita tunggu di sini tetapi di sana, di depan sana orang sudah bejibun ikut menunggu juga. Kalau mau menunggu, Anda harus menunggu di paling depan.

Mencari Kesempatan

Orang pintar adalah orang yang mencari kesempatan. Mereka tidak menunggu tetapi mencari. Mereka bergerak ke sana ke mari. Melihat ini dan itu, mendengar informasi ini dan itu. Pokoknya mereka mencari dan terus mencari. Inilah orang yang pintar.

Kalau orang bilang bisnis ini lagi booming, jualan ini lagi tren maka mereka ikut pelajari dan jika cocok mereka ikut berbisnis. Jika orang bilang bisa untung dari togel, mereka ikut pelajari dan mendengar dan jika iya maka mereka ikut bermain dan meraih untung dari togel. Jadi orang-orang pintar adalah orang yang tidak tinggal diam. Mereka baca buku terbaru, mereka membaca koran, mereka akses Internet, mereka memperluas pergaulan, mereka bertemu orang-orang baru setiap hari, dst. Apakah Anda termasuk tipe pencari kesempatan seperti ini?

Membuat Kesempatan
Orang hebat adalah orang yang membuat kesempatan. Mereka tidak hanya berkutat pada diri mereka sendiri tetapi mereka menciptakan kesempatan seperti itu agar orang lain juga ikut menikmatinya. Kalau tidak ada Thomas Alva Edison mungkin sampai saat ini kita masih hidup dalam gelap, kalau tidak ada Alexander Graham Bell mungkin sampai saat ini kita tidak bisa berhalo-halo ria melalui telepon dan ponsel, jika tidak ada Sergei Brin dan Larry Page mungkin saat ini Anda tidak pernah bisa menemukan Suhu TM8989/SLA lewat Internet atau meraih untung bonus ribuan dollar dari program Google AdSense. Jika tidak ada Suhu TM/SLA mungkin Anda selama ini main togel kalah terus, terus dibohongi oleh pasaran Hongkong, Macau, Taipei, Sydney, Korea, dst...dst.

Orang-orang hebat adalah orang yang menciptakan banyak peluang di muka bumi ini supaya banyak orang mendapatkan manfaatnya. Anda pun bisa menjadi orang hebat jika Anda menemukan sesuatu hal yang bermanfaat bagi banyak orang dan rela membagikannya.

Kunci Kesuksesan

Tahukah Anda bahwa kesuksesan itu tidak terjadi dengan sendirinya? Kesuksesan itu adalah titik pertemuan atau persinggungan antara garis kesempatan dengan garis kemampuan. Di titik pertemuan seperti itulah terjadi ledakan yang dinamakan "kesuksesan". Jadi ada 2 garis. Tolong Anda camkan baik-baik!

Ada kesempatan tetapi Anda tidak mampu sama saja bohong. Ini artinya mau tetapi tidak mampu. Istilah orang "nafsu besar tenaga kurang". Belum masuk sudah croottt.... Contohnya tentang meraih untung dari togel. Kesempatan itu benar-benar ada. Tetapi jika Anda rakus, Anda serakah dan ingin menang banyak bahkan bila perlu brankas bandar digondol bawa pulang ke rumah dalam semalam, ujung-ujungnya kalah dan jual kolor. Bahkan mengutip salah satu bro di facebook bisa gadai timur, gadai barat, gadai selatan, gadai utara, gadai atas, gadai bawah, gadai pusat, gadai kontol, gadai memek, gadai toket. Cara meraih untung dari togel bukan seperti itu karena menebak persis angka 4D satu titik itu mustahil luar biasa sulitnya. Itu satu berbanding 9.999 peluang. Inilah contoh tipe orang yang dinamakan ada peluang tetapi tidak ada kemampuan.
Sebaliknya jika Anda punya kemampuan tetapi tidak ada peluang juga tidak akan sukses. Anda jago balapan motor tetapi tidak pernah ada kejuaraan balap motor di kota Anda. Akhirnya Anda mulai frustasi dan melampiaskan kehebatan Anda dengan balapan sendiri di jalan-jalan raya. Apa yang Anda dapat? Pialakah? Nama terkenalkah? Diliput stasiun televisikah? Masuk berita StarSportkah? Dijadikan bintang iklan Yamahakah seperti Lorenzo atau Rossi? Yang ada Anda diuber-uber polisi, digebukin pentungan polantas yang panjang dan paling tragis bukan piala yang didapat melainkan kain kafan dan peti mati. Sudah banyak yang saya lihat seperti ini balapan liar di mana-mana. Jadi gunakanlah akal sehat Anda. Bisa balap cari dan temukan sarananya agar menjadi juara. Jago utak atik angka, cari caranya celahnya untuk bisa utak atik angka.

Jadi yang perlu kita camkan adalah siapkan diri kita. Terus mengasah kemampuan kita, pendidikan kita, tutur bicara kita, perilaku kita, cara berpikir kita, konsep penilaian kita, dsb. Biarkan kita mampu dan siap. Begitu kesempatan itu datang, kita tabrakan diri kita pada kesempatan itu maka kesuksesan pasti akan ada dalam hidup Anda. Itulah kunci kesuksesan. Bagaimana menurut Anda? Tetap semangat!
  

Empat Tipe Manusia

Cara cepat menjadi kaya sudah kita bahas, begitu juga cara cepat menjadi miskin sudah kita singgung. Sekarang step berikutnya adalah mengerti tentang 4 Tipe Manusia. Coba Anda renungkan kembali kira-kira benar apa tidak apa yang saya katakan di bawah ini. Sebenarnya ini bukan ide murni dari saya tetapi ide dari banyak motivator ternama baik lokal atau taraf Internasional. Kalau Anda suka mengikuti seminar-seminar bisnis, seminar investasi mencari uang, seminar properti, seminar multi level marketing, nah kurang lebih Anda akan menjumpai apa yang saya bahas di bawah ini. Tapi Anda tidak perlu bayar mahal-mahal hanya untuk mengetahui ilmu tersebut. Di sini Anda pun sudah bisa mendapatkannya secara gratis. Enak sekali, bukan? Mari kita pelajari.
Punya Waktu Tidak Punya Uang
Inilah tipe manusia pertama. Maksudnya apa? Maksudnya adalah orang-orang yang memang memiliki banyak waktu luang untuk kita ajak berbagi berbagai acara kegiatan tetapi mereka tidak memiliki uang. Jadi untuk acara-acara tersebut kita yang harus menyokongnya, membayarnya atau dengan kata lain mentraktirnya. Ada lumayan banyak orang seperti ini. Mungkin menduduki porsi urutan terbesar kedua. Siapa saja orang-orang seperti ini? Contohnya: pelajar anak-anak sekolah, orang tua yang lanjut usia, tokoh-tokoh agama, pekerja sosial, dsb. Kapanpun Anda ajak mereka diskusi, main basket, nonton film, jalan-jalan, kapan pun mereka punya waktu buat Anda. Tetapi ya itu tadi, Anda yang harus membayar atau menyokong mereka. Sebab jika tidak, mereka tidak bisa membayar Anda. Karena mereka memang tidak punya penghasilan yang cukup.

Tentu mentraktir mereka adalah pekerjaan mulia. Masa ada orang sudah menemani kita, tetapi tidak kita traktir? Pelit sekali artinya. Coba sekarang Anda renungkan baik-baik, apakah Anda sekarang berada di posisi seperti ini? Kapan saja teman Anda ajak pergi, ayo langsung cabut saja. Menurut saya, tidak bagus menjadi orang tipe seperti ini. Jika masih single oke lah, tetapi bagaimana jika nanti punya keluarga dan anak? Teman satu per satu pun ketika mereka berkeluarga akan meninggalkan kita. Nanti tinggal diri kita sendiri menatap sunyi dan jadi perjaka lapuk. Anda mau seperti ini? Mari persiapkan masa depan kita dengan sebaik-baiknya.
Menggantungkan hidup kita kepada orang lain baik itu anak cucu, orang tua, bos atasan, teman, tetangga, sponsor bahkan negara amatlah riskan. Bagaimana jika suatu hari orang-orang yang mensupport kita tiba-tiba sakit, meninggal, atau karena suatu hal menyetop semua dukungan mereka? Hal ini bisa terjadi, bukan? Lalu bagaimana dengan kehidupan kita? Semuanya itu akan kacau balau. Impian dan misi visi hidup kita pun akan berhenti. Makanya tidak semua pengurus LSM-LSM itu benar-benar ingin membantu, malah kebanyakan itu manipulatif mencari dan memakan uang dari sponsor-sponsor yang ada. Kegiatan sosial atau LSM dijadikan sumber mata pencaharian. Hebat euy!

Anda harus bangkit dan tinggalkan posisi seperti ini jika Anda bukan pelajar, anak kecil atau orang tua lanjut usia. Anda punya tenaga, pikiran, semangat untuk mengubah hidup Anda. Tetapi jika tetap ingin menjadi orang yang punya banyak waktu tetapi tidak punya uang, monggo saja sih. Semoga masih ingat pembahasan saya tentang kekuatan uang.

Punya Uang Tidak Punya Waktu

Kalau ini kebalikan dari yang di atas. Di sini orang tersebut memiliki banyak uang tetapi tidak punya waktu. Emang ada orang seperti ini? Ada Bos! Perhatikan baik-baik sekitar Anda. Orang-orang seperti ini jumlahnya tidak banyak tetapi cukup lumayan banyak. Menurut analisa saya jumlahnya menduduki posisi ketiga. Siapakah orang seperti ini? Masa ada orang yang bisa punya uang tapi tidak punya waktu? Saya berikan contohnya.

Anda pernah melihat orang kaya yang tokonya gede sekali tetapi tiap hari dari pagi sampai malam dirinya duduk di meja kasir jaga toko sambil nonton televisi atau dengar radio? Dari Senin - Minggu selalu ada di toko. Padahal tokonya omset besar sekali dan ramai. Nah, itulah orang seperti ini. Banyak duit tetapi tidak punya waktu. Kalau tidak percaya coba deh tanya atau iseng-iseng ajak jalan-jalan ke Tretes, Puncak atau liburan ke luar negeri. Jawabannya pasti,

"Aduh maaf. Saya sibuk, tidak bisa ninggalin toko. Tar pelanggan tidak ada yang layani."

Gubraakkkkkk.... Terus duit banyak buat apa? Bawa mati Bos? Duit itu kan cuma kertas aja. Ngapain sampai mempertaruhkan seumur hidup hanya untuk sesuatu yang fana? Makanya tak heran kadang-kadang bandar togel ada liburannya kan? Seperti pas malam tahun baru, hari raya Imlek, Idul Fitri, dsb. Mereka tahu hidup juga perlu dinikmati.

Menurut seorang yang bernama Robert T. Kiyosaki - gurunya Cashflow Quadrant - orang-orang seperti ini biasanya masuk dalam kuadran: self employed atau sebagian di kuadran: business owner. Siapakah self employed? Self employed adalah orang yang bekerja untuk dirinya sendiri, seperti pengacara, dokter, akuntan publik, tukang pijat pribadi, konsultan, dsb. Intinya mereka bekerja berdasarkan fee dan bukan terima gaji bulanan. Tidak ada bos, tidak ada karyawan. Diri mereka adalah bos yang merangkap karyawan. Sedangkan business owner atau pemilik bisnis adalah orang yang memiliki usaha, mempekerjakan orang. Istilahnya adalah seorang bos. Di luar dua tipe tersebut ada lagi kelompok yang namanya karyawan (employed) dan investor.
Tentu seorang dokter tidak selalu menjadi seorang self employed. Jika dia membuka praktek maka baru bisa disebut self employed. Jika dia memiliki klinik atau saham di sebuah rumah sakit, maka disebut juga business owner (pemilik usaha). Jika dalam kehidupan yang sama, dia membuka praktek di sebuah rumah sakit, memiliki klinik kecil-kecil di sebuah kompleks perumahan, lalu membuka praktek sendiri di rumah, maka dokter tersebut menjadi employee (karyawan), self employed sekaligus business owner. Ini bagus sekali. Apalagi ketika dia punya banyak uang hasil kerja keras lalu berinvestasi di sarana-sarana investasi seperti surat berharga, valuta asing, emas batangan, saham, reksadana, dsb. Maka otomatis menjadi seorang investor. Jadi sumber mata air keuangannya begitu berlimpah ruah. Luar biasa!

Business owner atau self employed yang kurang bijak, tidak pintar atau tidak menguasai manajemen dengan baik, yang tidak bisa mempercayai orang, tidak rela mendelegasikan tugasnya nanti akan terperangkap di sini. Mereka akan menjadi manusia yang punya uang tapi tidak punya waktu. Mengapa dikatakan demikian? Karena mereka layaknya mesin uang. Jadi bukan lagi individu yang menikmati uang. Contoh yang paling nyata adalah dokter yang sangat lihai, penjual bakmi atau martabak sukses, pemilik toko kelontong, dsb. Mereka tidak akan pernah berani meninggalkan usahanya meski hanya sebentar karena takut pelanggannya berpindah ke kompetitor lain. Sebuah dilema yang sangat sulit kalau tidak mau berakhir dead end.

Semakin Anda lihai sebagai dokter maka semakin laris. Otomatis akan membuat Anda semakin kaya, bekerja semakin keras, buka praktek lebih awal hingga larut malam. Namanya ahli maka akan semakin dicari. Pasien menumpuk, mengantri dan minta diobati. Etika profesi membuat Anda tidak bisa melepas tangan. Bukan cuma karena alasan harus menolong sesama tetapi mereka memang membayar Anda. Jika Anda menolak dengan alasan yang tidak masuk akal, citra Anda akan menurun dan orang-orang akan enggan berobat kepada Anda meski Anda pandai sekali. Lama-lama berita ini menyebar dan akhirnya pasien semakin berkurang dicaplok kompetitor Anda. Sebab untuk sukses menjadi dokter di zaman sekarang ini bukan saja dituntut harus pandai mengobati dan mendiagnosis berbagai penyakit melainkan juga harus bisa memperlakukan pasien sebagai seorang manusia bahkan seorang konsumen pembeli. Bukan sebagai binatang percobaan seenaknya Anda perlakukan. Karena sebagai dokter Anda menginginkan uang dari orang lain. Tanpa uang mereka, Anda tidak bisa hidup.

Begitu juga dengan penjual bakmi terkenal. Kalau diganti tukang masak lain maka takut hasil olahan atau rasanya berbeda lalu pelanggan kecewa dan kabur. Karena itu mereka terjun masak sendiri dan tidak bisa kemana-mana. Dari hari Senin - Minggu, tahun ke tahun harus selalu di kedai. Akhirnya uang yang dikumpulkan dibawa mati dalam hayalan, karena memang uang tidak bisa dibawa mati. Hidup seperti ini juga sangat disesali. Punya uang tidak bisa nikmati hidup. Tidur saja mesti awal karena takut bangun kesiangan tidak bisa cari uang. Anda tahukan kalau menjual bakmi mesti pagi-pagi ke pasar membeli bahan-bahannya untuk diolah kembali. Saya pernah merasakan suka dukanya seperti ini. Meski cukup bagus mendapatkan posisi seperti ini, saya harap Anda tidak bertahan di sini. Jangan mau jadi tipe manusia seperti ini. Hidup ini hanya satu kali saja. Saya termasuk yang paling malas menjadi pedagang toko kelontong apalagi penjaga warung, karena tiap hari di toko-toko itu saja. Banyak uang tetapi tidak bisa nikmati hidup buat apa? Bukankah begitu?

Dulu peluang memang terbatas sebelum adanya Internet dan kemajuan teknologi. Tetapi saat ini peluang ada di mana-mana jika kita jeli, mau belajar dan cukup pintar. Banyak orang sukses tidak selalu harus memiliki toko. Anda ingat beberapa pemain Internet marketing yang hanya online-online beberapa jam saja penghasilan mereka puluhan juta rupiah? Mungkin Anda tidak mengerti sehingga anggap itu tidaklah nyata, tetapi saya mengerti dan cukup merasakan benefitnya. Sekali lagi, nanti ada waktu saya buatkan e-book lainnya yang memandu Anda step by step untuk berhasil meraih penghasilan tanpa harus bermain togel. Saya masih banyak peluru bagus dan bermanfaat yang bisa saya tembakkan ke luar.

Jadi kita harus meloncat ke posisi lebih bagus. Posisi punya uang tidak punya waktu tidak bisa menjadi sasaran hidup kita untuk jangka panjang. Untuk jangka pendek ya lumayanlah daripada punya waktu tidak punya uang, atau daripada yang satu di bawah ini.

Tidak Punya Waktu Tidak Punya Uang

Orang yang tidak punya waktu dan tidak punya uang adalah orang yang paling banyak di dunia ini. Rankingnya nomor satu. Bahkan karena saking banyaknya maka jumlahnya mengalahkan "orang punya waktu tidak punya uang". Itu loh orang tipe yang pertama. Sangat ironis bukan? Seperti apakah orang yang tidak punya waktu dan tidak punya uang? Biar memudahkan saya berikan contohnya saja yakni orang-orang yang berprofesi sebagai – dan mungkin salah satunya adalah Anda -: karyawan kantor, pegawai negeri bawahan, guru, dosen, buruh pabrik, cleaning service, tukang tambal ban jalanan, karyawan toko, dsb. Intinya lebih kepada mereka yang bekerja untuk orang lain sebagai karyawan dan menerima gaji bulanan (employed).
Untuk gampangnya saya sederhanakan saja, kalau saat ini Anda menerima gaji bulanan, itulah orang yang tidak punya waktu, tidak punya uang. Jika gaji Anda saat ini tidak lebih dari Rp 2,5 juta per bulan, maka Anda masuk golongan seperti ini. Jangankan Rp 2,5 juta, gaji atau penghasilan Rp 4 juta saja di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya tidak akan pernah cukup. Apakah dengan gaji Rp 4 juta per bulan bisa hidup di Jakarta? Anda yang tentukan sendiri. Jika Anda masih single mungkin masih lumayan, tetapi bagaimana jika sudah berkeluarga dan punya anak? Belum lagi anak mesti sekolah, dsb. Saya tidak sedang menakut-takuti Anda atau membuat Anda down tanpa harapan. Justru saya menceritakan fakta nyatanya agar Anda bangkit dari tidur atau mimpi Anda selama ini. Apakah yang saya katakan tadi tidak realistis? Mau saya buatkan hitung-hitungannya? Saya rasa tidak perlu karena Anda pasti sudah tahu seperti berapa biaya kontrakkan rumah, makan minum, kebutuhan sehari-hari seperti perlengkapan mandi, perlengkapan wanita, uang jajan anak, biaya sekolah anak, biaya buku, dsb. Itu belum bermasuk biaya berobat ketika sakit, biaya rokok jika Anda perokok, dsb…dsb… Makin saya rinci, Anda bisa makin putus asa. Lalu mungkin dari antara Anda akan berkata,

“Tetapi saya tidak tinggal di kota besar Suhu. Saya tinggal di kampung dan gaji di bawah Rp 1 juta sudah sangat besar.”

Oke, memang benar untuk keluar dari golongan orang miskin, gaji per bulan Rp 1 juta sudah lebih dari cukup. Sebab patokan orang miskin adalah penghasilan per hari di bawah Rp 20.000 ($2). Tetapi di sini kita bicara meraih taraf hidup yang lebih baik. Tolong Anda jujur pada diri sendiri, apakah Anda ingin hidup selamanya seperti ini dengan gaji Rp 1 juta per bulan? Apakah Anda tidak ingin tinggal di kota besar, bila perlu rumahnya bersebelahan dengan gubernur, bupati, bahkan presiden di kompleks Cikeas atau daerah Menteng? Bagaimana dengan biaya kuliah anak Anda nanti? Apakah Anda ingin anak Anda cuma tamat SMU lalu stop? Jika sekarang saja sudah begitu susah, apalagi ketika zaman anak cucu kita nanti. Jadi, mari kita persiapkan yang lebih baik di masa depan.
Seperti saya katakan, saya bukan hanya akan memotivasi Anda melainkan juga akan memberikan solusi dan jalan keluar. Sekali lagi, saya tidak menjanjikan Anda akan kaya raya. Karena itu sama saja berbohong dan mustahil. Itu penipuan! Saya hanya ingin menceritakan sebuah peluang dari melihat celah angka togel. Anda yang tentukan sendiri nanti. Saya tidak memberi nomor wangsit atau angka jitu bermain togel. Tidak ada yang bisa! Itu penipuan dan pembodohan otak. Saya mengajarkan seni berinvestasi.

Gaji sebulan yang tidak seberapa, yang hanya cukup buat makan dan membayar kontrakkan saja, ini sama artinya tidak punya uang. Tidak ada uang sisa untuk ditabung. Tidak bisa jalan-jalan ke luar negeri meski cuma satu kali di akhir tahun. Tidak bisa makan di restoran terkenal bersama kekasih atau keluarga meski cuma satu kali sebulan. Gaji habis di akhir bulan bahkan di pertengahan bulan karena kebutuhan hidup dan biaya hidup yang semakin mahal. Dan konyolnya mereka tidak bisa menghindar dari beban kerjaan atau tugas. Mereka tidak punya waktu. Kalau penggangguran masih bisa pergi ke Puncak, memancing, dsb. Orang tipe ini justru terjebak pandora rat race. Layaknya tikus berlari ke sana ke mari tetap saja tidak akan pernah keluar. Berputar-putar di tempat tanpa hasil. Bolos kerja kena sanksi, hujan banjir badai tetap harus masuk kerja, jika tidak masuk akan dikurangi gaji atau tunjangannya, dsb. Mau pindah kerja takut tidak diterima, apalagi mereka yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Pindah kerja baru belum tentu juga situasi kerja tersebut lebih baik dari perusahaan yang lama. Meski gaji dan tunjungan tinggi, belum tentu lebih baik suasana kerjanya bukan?
Saat ini mencari pekerjaan baru sulitnya bukan main. Lalu apakah ini berarti saya mengatakan bahwa semua orang yang saat ini bekerja pada orang lain itu membuang-buang waktu atau sia-sia? Tentu tidak! Saya tidak pernah mengatakan demikian dan tidak pernah mengajarkan demikian. Saya hanya memberikan fakta dan analisis realita bahwa jika hanya mengandalkan gaji bulanan tanpa memikirkan peluang lainnya, itu artinya nyumbang nyawa untuk masa depan kita. Anda harus memikirkan peluang lainnya selain berdasarkan gaji bulanan. Istilahnya cari uang tambahan. Sudah saya katakan bahwa saat ini ada banyak peluang yang bisa Anda lakukan tanpa harus meninggalkan profesi atau kerja utama Anda. Seperti membuka sumur, makin banyak mata air yang Anda temukan maka makin cepat sumur itu meluap dan tidak akan pernah habis air yang Anda konsumsi dari sana. Tentu saat ini jika Anda bekerja, ya bekerjalah dengan baik dan penuh tanggung jawab. Jangan korup atau mencoba menilap uang perusahaan atau mengelabui bos Anda. Orang yang sudah jadi bos pasti sudah jauh lebih pintar dari Anda. Mau apa tidak saja mereka menindak Anda. Contohnya om Gayus Tambunan, atau Inong Melinda pegawai Citibank, akhirnya tertangkap juga, bukan? Jika Anda mencoba menilap atau mengkorup uang perusahaan Anda, cepat atau lambat penjara menanti Anda. Tolong dicamkan!

Punya Waktu Punya Uang

Inilah tipe manusia yang harus kita capai. Punya waktu sekaligus punya uang. Kekayaan mereka sudah bisa beranak pinak sendiri buat mereka. Jadi mereka hanya tinggal menikmati hasilnya saja. Orang-orang ini memang bekerja tetapi kerja mereka sudah tidak berorientasi lagi seperti tipe tiga manusia sebelumnya. Mereka bekerja karena memang ingin bekerja. Bukan bekerja hanya karena ingin mencari uang. Untuk menjadi politikus sejati juga harus berangkat dari tipe seperti ini, sehingga keputusan politik yang mereka wakili tidak lagi hanya untuk memupuk kekayaan dan kepentingan pribadi atau kelompok. Toh mereka sudah lebih dari cukup. Emangnya mati bawa uang? Mereka hanya ingin berbakti dan mengabdi bagi bangsa, negara dan terutama rakyat yang memilih mereka. Ingin mengangkat harkat martabat rakyat-rakyat miskin dan menderita.

Orang-orang tipe ini punya banyak waktu untuk jalan-jalan santai ke mall, melancong ke luar negeri beberapa kali dalam setahun, menikmati masakan seluruh dunia, sesekali menginap di hotel terkenal, dsb. Memang tidak semua orang kaya begitu tetapi saya hanya menceritakan kemungkinan yang bisa dilakukan oleh orang-orang kaya seperti ini. Yang saya maksud bukan orang kaya yang tidak punya waktu tetapi orang kaya yang punya waktu. Tentu yang kita sebutkan ini adalah pekerja tulen bukan koruptor lho. Bukan orang yang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi apalagi model penilap pajak seperti Gayus Tambunan atau Melinda Dee, dsb. Orang pajak nilap pajak, apa kata dunia?

Anda harus menjadi orang tipe terakhir seperti ini. Penghasilan mereka sudah memasuki penghasilan multiplikasi. Seperti apakah penghasilan multiplikasi ini? Nanti akan kita bahas. Beberapa pejabat teras pemerintahan masuk tipe ini, termasuk konglomerat dan beberapa pengusaha hebat. Anda tidak perlu menjadi pejabat teras atau konglomerat untuk mencapai posisi ini. Asal Anda tahu cara mencari uang yang tidak akan habis dengan pola hidup Anda, maka Anda bisa menjadi tipe manusia seperti ini. Jika Anda bisa dan pintar memutar gaji atau penghasilan Anda, Anda bisa menjadi manusia seperti ini juga. Tidaklah harus menjadi pengusaha nasional untuk mencapai posisi ini. Menjadi pengusaha kecil yang kreatif, juga bisa membuat Anda mencapai posisi ini. Intinya adalah otak yang pintar agar Anda bisa mendapatkan uang yang cukup untuk menutup biaya kehidupan Anda. Setelah itu delegasikan dan jangan hanya mati di satu profesi atau sumber penghasilan. Pintar-pintarlah! Sekarang Anda ingin menjadi tipe bagaimana? Tentu yang terakhir ini bukan?

Saya memang tidak bisa memberikan atau menunjukkan jalan singkat untuk menjadi tipe seperti ini karena memang tidak ada. Kecuali Anda punya modal sangat besar maka tinggal beli atau investasi di sarana investasi yang paten seperti franchise McDonald. Sudah pasti sistem operasionalnya akan berjalan dan Anda tinggal nikmati hasilnya. Tetapi apakah Anda memiliki uang Rp 10 milyar untuk membeli franchise tersebut? Tetapi jika Anda bisa mengumpulkan banyak uang, Anda cukup kreatif dan pintar, Anda bisa berinvestasi atau ikut bisnis yang riil untuk hidup di posisi seperti ini. Inilah yang disebut dengan investor. Saya punya saran buat Anda. Kalau ingin menjadi seorang investor hendaknya dicapai sebelum usia 50 tahun. Jika usia 50 tahun Anda masih harus bekerja, ini sia-sia. Sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa usia 50 tahun ke atas tidak bisa sukses. Tidak! Kolonel Sanders pemilik KFC (Kentucky Fried Chicken) justru sukses di atas usia 50 tahun. Bagi dia mungkin pepatah ini cocok, “Life begin at 50th.” Tetapi belum tentu cocok buat kita, bukan?

Mari saya ajak Anda main matematika. Katakanlah hidup manusia itu paling lama 70 tahun. Bisa mencapai 70 tahun di zaman sekarang? Di mana banyak polusi, kemacetan yang bikin stress, pencemaran air tanah, zat kimia dan pewarna di makanan sejak kita kecil, apalagi seperti nipagin di kecap mie instant? Anda jawab sendiri. Bagi orang luar nipagin itu bahaya bagi rakyat mereka, tetapi bagi orang Indonesia itu sumber vitamin tambahan. Makin banyak zat tersebut dalam mie instant maka makin bagus buat orang Indonesia. Begitu juga dengan bakteri sakazakii, makin banyak makin mantap buat masa depan orang Indonesia yang cerdas-cerdas. Mengapa negara lain bisa menurunkan dosisnya sedangkan negara kita justru ditambahkan dosisnya? Mengapa negara lain pemerintah dan lembaga kesehatannya begitu ketat mengawasi makanan rakyatnya sementara kita tidak? Bahkan MUI saja meloloskan susu bersakazakii ini dengan sertifikasi halal. Oh..no! Jadi meski ada racun asal tidak mengandung babi, alkohol maka adalah halal! Anda tanyakan saja kepada bapak-bapak pejabat kita yang terhormat di DPR yang setiap kali sidang selalu tidur atau bagaikan paduan suara seperti lagu Bung Iwan Fals. Mengapa oh mengapa?

Usia manusia katakanlah 70 tahun. Kita sekolah dan kuliah, hidup enak dari bayi oekkk … oekkk … hingga usia 25 tahun. Dari 70 tahun kita kurangi 25 tahun menjadi 45 tahun. Jadi paling bagus adalah pensiun di usia 45 tahun, di mana masa kerja kita 20 tahun sejak tamat kuliah 25 + 20 = 45. Kerja selama 20 tahun, lalu pensiun menikmati sisa hidup 25 tahun, rasanya pas dan seimbang. Jangan Anda kerja 40 tahun yakni pensiun 65 tahun di mana mulai start bekerja 25 tahun, lalu hanya sisa 5 tahun nikmati hidup. Ini konyol sekali, bukan? Anda pikirkan lagi baik-baik. Coba hitung kembali jika akal sehat Anda masih berfungsi dengan baik. Ini juga peringatan bagi mereka yang tidak ingin kuliah melainkan tamat SMU langsung bekerja. Hendaknya Anda lebih cepat pensiun dari mereka yang kuliah, sebab jika tidak rasanya tak seimbang antara masa kerja dengan masa menikmati hidup.

Jangan sampai nanti Anda berkata,

"Waktu muda siulin cewek, waktu tua siulin burung. Waktu muda korbankan nyawa dan kesehatan demi uang, e…waktu tua korbankan uang demi kesehatan."

Bukankah banyak orang seperti ini? Buat apa? Kumpulkan uang setengah mati, bekerja keras waktu muda dan ujung-ujungnya buat biaya berobat. Sama saja kumpulin uang berobat. Menurut saya makin cepat pensiun makin bagus. Dan pintar-pintarlah memilih pekerjaan dan profesi. Jaga pola makan dan hidup sehat juga sangat penting. Satu hal yang ingin saya bagikan adalah: pendidikan atau gelar itu bukan sesuatu yang sangat menentukan dalam hidup ini! Sekolah itu penting, tetapi kesuksesan tergantung pada orang tersebut dan kepada siapa dia bergaul dan mencari ilmu. Kadang orang sukses karena teman pergaulannyalah yang membuka peluang buat mereka. Sampai berjumpa di artikel berikutnya.
 
 
 

Angka Sihir

Angka sihir? Apa itu angka sihir? Benarkah dari sejumlah kumpulan angka-angka ada angka sihirnya? Masih seputar topik pencerahan angka togel, maka saya akan mengupas soal angka sihir ini.
Angka Sihir

Angka sihir adalah sebuah istilah yang dilontarkan oleh seorang teman saya ketika saya menerangkan konsep meraih untung dari permainan togel. Saya kasian sekali dengan hidupnya karena bermain togel selalu kalah. Tiap hari kerjanya mengeluhkan permainan yang tidak bisa dimenangkannya. Maklum dia main togel di darat dan gaptek soal teknologi internet. Saya jelaskan dan terangkan pelan-pelan bahwa bandar togel menipu dan menyesatkan kita dengan permainan yang mereka sendiri tidak bisa menangkan. Karena itu kita harus mencari solusi dan membalik konsep permainan ini.

Saya pun menerangkan tentang bermain togel lewat Teknik Investasi TM8989 dan adanya peluang meraih untung ini. Saya terangkan bahwa dengan adanya hadiah gede/diskon togel dan titik celah angka, kita bisa meraih untung. Cukup membuang 44 titik saja kita sudah panen uang. Namun tiba-tiba dia menjawab persis sama seperti yang dilontarkan beberapa orang,
"Bagaimana jika 44 angka yang kita buang tersebut keluar?"

Begghh.... jantung saya rasanya mau copot. Dijelaskan panjang lebar ujung-ujungnya dia bilang, "Bagaimana jika 44 titik angka yang dibuang justru keluar?"

Saya balas, "Lho kok bisa keluar? Kan kita tidak buang sembarangan. Kita akan melihat celahnya terlebih dulu."

"Itu namanya angka sihir!" balasnya dengan penuh semangat sambil tertawa.

Dalam hati saya berbisik, "Jika beli 56 titik saja belum menang, lalu mengapa dia bisa yakin beli 10 titik akan lolos? Kok angka sihir berlaku buat teknik membuang 44 titik, dan tidak berlaku buat dia yang membuang 90 titik?"

Dengan santai dia menerangkan kepada saya laksana akuntan hebat, "Teknik Anda tidak rasional bro. Modal besar untungya tipis. Sekali kalah ludes semua. Tapi kalau saya cuma kalah sedikit namun jika kena untungnya besar. Kalau Anda berapa kali untung baru balik modal? Yang ada dalam periode sekian dimakan ikan paus (bandar). Tidak sesuai dengan konsep bisnis yang menggunakan modal kecil untuk mendapatkan modal besar."

Jawabannya sangat logis dan hebat karena sudah menyentuh konsep ekonomis yakni modal seupil mau mendapatkan untung segunung. Tetapi buktinya setiap kali makan seafood selalu saja saya yang traktir. Jadi kesimpulannya sederhana: bahwa kesuksesan itu memang tidak terletak pada sesuatu tetapi lebih kepada konsep berpikir seseorang. Makanya ada pepatah berkata, "1% masalah yang kita hadapi ditentukan oleh 99% cara kita menghadapi masalah tersebut."
Jika beli 56 titik saja bisa nyebur ke laut, kira-kira apakah mungkin beli 10 titik bisa merapat ke daratan? Jadi apakah benar ada angka sihir? Yang saya tahu cuma ada penyihir.