Cara cepat menjadi kaya sudah kita bahas, begitu juga cara cepat menjadi miskin sudah kita singgung. Sekarang step berikutnya adalah mengerti tentang 4 Tipe Manusia.
Coba Anda renungkan kembali kira-kira benar apa tidak apa yang saya
katakan di bawah ini. Sebenarnya ini bukan ide murni dari saya tetapi
ide dari banyak motivator ternama baik lokal atau taraf Internasional.
Kalau Anda suka mengikuti seminar-seminar bisnis, seminar investasi
mencari uang, seminar properti, seminar multi level marketing,
nah kurang lebih Anda akan menjumpai apa yang saya bahas di bawah ini.
Tapi Anda tidak perlu bayar mahal-mahal hanya untuk mengetahui ilmu
tersebut. Di sini Anda pun sudah bisa mendapatkannya secara gratis. Enak sekali, bukan? Mari kita pelajari.
Punya Waktu Tidak Punya Uang
Inilah tipe manusia pertama. Maksudnya apa? Maksudnya adalah
orang-orang yang memang memiliki banyak waktu luang untuk kita ajak
berbagi berbagai acara kegiatan tetapi mereka tidak memiliki uang. Jadi
untuk acara-acara tersebut kita yang harus menyokongnya, membayarnya
atau dengan kata lain mentraktirnya. Ada lumayan banyak orang seperti
ini. Mungkin menduduki porsi urutan terbesar kedua. Siapa saja
orang-orang seperti ini? Contohnya: pelajar anak-anak sekolah, orang tua
yang lanjut usia, tokoh-tokoh agama, pekerja sosial, dsb. Kapanpun
Anda ajak mereka diskusi, main basket, nonton film, jalan-jalan, kapan
pun mereka punya waktu buat Anda. Tetapi ya itu tadi, Anda yang harus
membayar atau menyokong mereka. Sebab jika tidak, mereka tidak bisa
membayar Anda. Karena mereka memang tidak punya penghasilan yang cukup.
Tentu mentraktir mereka adalah pekerjaan mulia. Masa ada orang sudah
menemani kita, tetapi tidak kita traktir? Pelit sekali artinya. Coba
sekarang Anda renungkan baik-baik, apakah Anda sekarang berada di
posisi seperti ini? Kapan saja teman Anda ajak pergi, ayo langsung
cabut saja. Menurut saya, tidak bagus menjadi orang tipe seperti ini.
Jika masih single oke lah,
tetapi bagaimana jika nanti punya keluarga dan anak? Teman satu per
satu pun ketika mereka berkeluarga akan meninggalkan kita. Nanti tinggal
diri kita sendiri menatap sunyi dan jadi perjaka lapuk. Anda mau
seperti ini? Mari persiapkan masa depan kita dengan sebaik-baiknya.Menggantungkan hidup kita kepada orang lain baik itu anak cucu, orang
tua, bos atasan, teman, tetangga, sponsor bahkan negara amatlah riskan.
Bagaimana jika suatu hari orang-orang yang mensupport kita tiba-tiba
sakit, meninggal, atau karena suatu hal menyetop semua dukungan mereka?
Hal ini bisa terjadi, bukan? Lalu bagaimana dengan kehidupan kita?
Semuanya itu akan kacau balau. Impian dan misi visi hidup kita pun akan
berhenti. Makanya tidak semua pengurus LSM-LSM itu benar-benar ingin
membantu, malah kebanyakan itu manipulatif mencari dan memakan uang
dari sponsor-sponsor yang ada. Kegiatan sosial atau LSM dijadikan
sumber mata pencaharian. Hebat euy!
Anda harus bangkit dan tinggalkan posisi seperti ini jika Anda bukan
pelajar, anak kecil atau orang tua lanjut usia. Anda punya tenaga,
pikiran, semangat untuk mengubah hidup Anda. Tetapi jika tetap ingin
menjadi orang yang punya banyak waktu tetapi tidak punya uang, monggo
saja sih. Semoga masih ingat pembahasan saya tentang kekuatan uang.
Punya Uang Tidak Punya Waktu
Kalau ini kebalikan dari yang di atas. Di sini orang tersebut memiliki
banyak uang tetapi tidak punya waktu. Emang ada orang seperti ini? Ada
Bos! Perhatikan baik-baik sekitar Anda. Orang-orang seperti ini
jumlahnya tidak banyak tetapi cukup lumayan banyak. Menurut analisa
saya jumlahnya menduduki posisi ketiga. Siapakah orang seperti ini?
Masa ada orang yang bisa punya uang tapi tidak punya waktu? Saya
berikan contohnya.
Anda pernah melihat orang kaya yang tokonya gede sekali tetapi tiap
hari dari pagi sampai malam dirinya duduk di meja kasir jaga toko
sambil nonton televisi atau dengar radio? Dari Senin - Minggu selalu
ada di toko. Padahal tokonya omset besar sekali dan ramai. Nah, itulah
orang seperti ini. Banyak duit tetapi tidak punya waktu. Kalau tidak
percaya coba deh tanya atau iseng-iseng ajak jalan-jalan ke Tretes,
Puncak atau liburan ke luar negeri. Jawabannya pasti,
"Aduh maaf. Saya sibuk, tidak bisa ninggalin toko. Tar pelanggan tidak ada yang layani."
Gubraakkkkkk.... Terus duit banyak buat apa? Bawa mati Bos? Duit itu
kan cuma kertas aja. Ngapain sampai mempertaruhkan seumur hidup hanya
untuk sesuatu yang fana? Makanya tak heran kadang-kadang bandar togel
ada liburannya kan? Seperti pas malam tahun baru, hari raya Imlek, Idul
Fitri, dsb. Mereka tahu hidup juga perlu dinikmati.
Menurut seorang yang bernama Robert T. Kiyosaki - gurunya Cashflow Quadrant - orang-orang seperti ini biasanya masuk dalam kuadran: self employed atau sebagian di kuadran: business owner. Siapakah self employed? Self employed
adalah orang yang bekerja untuk dirinya sendiri, seperti pengacara,
dokter, akuntan publik, tukang pijat pribadi, konsultan, dsb. Intinya
mereka bekerja berdasarkan fee dan bukan terima gaji bulanan. Tidak ada bos, tidak ada karyawan. Diri mereka adalah bos yang merangkap karyawan. Sedangkan business owner
atau pemilik bisnis adalah orang yang memiliki usaha, mempekerjakan
orang. Istilahnya adalah seorang bos. Di luar dua tipe tersebut ada lagi
kelompok yang namanya karyawan (employed) dan investor.
Tentu seorang dokter tidak selalu menjadi seorang self employed. Jika dia membuka praktek maka baru bisa disebut self employed. Jika dia memiliki klinik atau saham di sebuah rumah sakit, maka disebut juga business owner
(pemilik usaha). Jika dalam kehidupan yang sama, dia membuka praktek
di sebuah rumah sakit, memiliki klinik kecil-kecil di sebuah kompleks
perumahan, lalu membuka praktek sendiri di rumah, maka dokter tersebut
menjadi employee (karyawan), self employed sekaligus business owner.
Ini bagus sekali. Apalagi ketika dia punya banyak uang hasil kerja
keras lalu berinvestasi di sarana-sarana investasi seperti surat
berharga, valuta asing, emas batangan, saham, reksadana, dsb. Maka
otomatis menjadi seorang investor. Jadi sumber mata air keuangannya
begitu berlimpah ruah. Luar biasa!
Business owner atau self employed yang kurang bijak,
tidak pintar atau tidak menguasai manajemen dengan baik, yang tidak
bisa mempercayai orang, tidak rela mendelegasikan tugasnya nanti akan
terperangkap di sini. Mereka akan menjadi manusia yang punya uang tapi
tidak punya waktu. Mengapa dikatakan demikian? Karena mereka layaknya
mesin uang. Jadi bukan lagi individu yang menikmati uang. Contoh yang
paling nyata adalah dokter yang sangat lihai, penjual bakmi atau
martabak sukses, pemilik toko kelontong, dsb. Mereka tidak akan pernah
berani meninggalkan usahanya meski hanya sebentar karena takut
pelanggannya berpindah ke kompetitor lain. Sebuah dilema yang sangat
sulit kalau tidak mau berakhir dead end.
Semakin Anda lihai sebagai dokter maka semakin laris. Otomatis akan
membuat Anda semakin kaya, bekerja semakin keras, buka praktek lebih
awal hingga larut malam. Namanya ahli maka akan semakin dicari. Pasien
menumpuk, mengantri dan minta diobati. Etika profesi membuat Anda tidak
bisa melepas tangan. Bukan cuma karena alasan harus menolong sesama
tetapi mereka memang membayar Anda. Jika Anda menolak dengan alasan
yang tidak masuk akal, citra Anda akan menurun dan orang-orang akan
enggan berobat kepada Anda meski Anda pandai sekali. Lama-lama berita
ini menyebar dan akhirnya pasien semakin berkurang dicaplok kompetitor
Anda. Sebab untuk sukses menjadi dokter di zaman sekarang ini bukan
saja dituntut harus pandai mengobati dan mendiagnosis berbagai penyakit
melainkan juga harus bisa memperlakukan pasien sebagai seorang manusia
bahkan seorang konsumen pembeli. Bukan sebagai binatang percobaan
seenaknya Anda perlakukan. Karena sebagai dokter Anda menginginkan uang
dari orang lain. Tanpa uang mereka, Anda tidak bisa hidup.
Begitu juga dengan penjual bakmi terkenal. Kalau diganti tukang masak
lain maka takut hasil olahan atau rasanya berbeda lalu pelanggan kecewa
dan kabur. Karena itu mereka terjun masak sendiri dan tidak bisa
kemana-mana. Dari hari Senin - Minggu, tahun ke tahun harus selalu di
kedai. Akhirnya uang yang dikumpulkan dibawa mati dalam hayalan, karena
memang uang tidak bisa dibawa mati. Hidup seperti ini juga sangat
disesali. Punya uang tidak bisa nikmati hidup. Tidur saja mesti awal
karena takut bangun kesiangan tidak bisa cari uang. Anda tahukan kalau
menjual bakmi mesti pagi-pagi ke pasar membeli bahan-bahannya untuk
diolah kembali. Saya pernah merasakan suka dukanya seperti ini. Meski
cukup bagus mendapatkan posisi seperti ini, saya harap Anda tidak
bertahan di sini. Jangan mau jadi tipe manusia seperti ini. Hidup ini
hanya satu kali saja. Saya termasuk yang paling malas menjadi pedagang
toko kelontong apalagi penjaga warung, karena tiap hari di toko-toko
itu saja. Banyak uang tetapi tidak bisa nikmati hidup buat apa?
Bukankah begitu?
Dulu peluang memang terbatas sebelum adanya Internet dan kemajuan
teknologi. Tetapi saat ini peluang ada di mana-mana jika kita jeli, mau
belajar dan cukup pintar. Banyak orang sukses tidak selalu harus
memiliki toko. Anda ingat beberapa pemain Internet marketing yang hanya
online-online beberapa jam
saja penghasilan mereka puluhan juta rupiah? Mungkin Anda tidak
mengerti sehingga anggap itu tidaklah nyata, tetapi saya mengerti dan
cukup merasakan benefitnya. Sekali lagi, nanti ada waktu saya buatkan e-book lainnya yang memandu Anda step by step
untuk berhasil meraih penghasilan tanpa harus bermain togel. Saya
masih banyak peluru bagus dan bermanfaat yang bisa saya tembakkan ke
luar.
Jadi kita harus meloncat ke posisi lebih bagus. Posisi punya uang tidak
punya waktu tidak bisa menjadi sasaran hidup kita untuk jangka
panjang. Untuk jangka pendek ya lumayanlah daripada punya waktu tidak
punya uang, atau daripada yang satu di bawah ini.
Tidak Punya Waktu Tidak Punya Uang
Orang yang tidak punya waktu dan tidak punya uang adalah orang yang
paling banyak di dunia ini. Rankingnya nomor satu. Bahkan karena saking
banyaknya maka jumlahnya mengalahkan "orang punya waktu tidak punya
uang". Itu loh orang tipe yang pertama. Sangat ironis bukan? Seperti
apakah orang yang tidak punya waktu dan tidak punya uang? Biar
memudahkan saya berikan contohnya saja yakni orang-orang yang
berprofesi sebagai – dan mungkin salah satunya adalah Anda -: karyawan
kantor, pegawai negeri bawahan, guru, dosen, buruh pabrik, cleaning service,
tukang tambal ban jalanan, karyawan toko, dsb. Intinya lebih kepada
mereka yang bekerja untuk orang lain sebagai karyawan dan menerima gaji
bulanan (employed).
Untuk gampangnya saya sederhanakan saja, kalau saat ini Anda menerima
gaji bulanan, itulah orang yang tidak punya waktu, tidak punya uang.
Jika gaji Anda saat ini tidak lebih dari Rp 2,5 juta per bulan, maka
Anda masuk golongan seperti ini. Jangankan Rp 2,5 juta, gaji atau
penghasilan Rp 4 juta saja di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya
tidak akan pernah cukup. Apakah dengan gaji Rp 4 juta per bulan bisa
hidup di Jakarta? Anda yang tentukan sendiri. Jika Anda masih single
mungkin masih lumayan, tetapi bagaimana jika sudah berkeluarga dan
punya anak? Belum lagi anak mesti sekolah, dsb. Saya tidak sedang
menakut-takuti Anda atau membuat Anda down
tanpa harapan. Justru saya menceritakan fakta nyatanya agar Anda
bangkit dari tidur atau mimpi Anda selama ini. Apakah yang saya katakan
tadi tidak realistis? Mau saya buatkan hitung-hitungannya? Saya rasa
tidak perlu karena Anda pasti sudah tahu seperti berapa biaya
kontrakkan rumah, makan minum, kebutuhan sehari-hari seperti
perlengkapan mandi, perlengkapan wanita, uang jajan anak, biaya sekolah
anak, biaya buku, dsb. Itu belum bermasuk biaya berobat ketika sakit,
biaya rokok jika Anda perokok, dsb…dsb… Makin saya rinci, Anda bisa
makin putus asa. Lalu mungkin dari antara Anda akan berkata,
“Tetapi saya tidak tinggal di kota besar Suhu. Saya tinggal di kampung dan gaji di bawah Rp 1 juta sudah sangat besar.”
Oke, memang benar untuk keluar dari golongan orang miskin, gaji per
bulan Rp 1 juta sudah lebih dari cukup. Sebab patokan orang miskin
adalah penghasilan per hari di bawah Rp 20.000 ($2). Tetapi di sini kita
bicara meraih taraf hidup yang lebih baik. Tolong Anda jujur pada diri
sendiri, apakah Anda ingin hidup selamanya seperti ini dengan gaji Rp 1
juta per bulan? Apakah Anda tidak ingin tinggal di kota besar, bila
perlu rumahnya bersebelahan dengan gubernur, bupati, bahkan presiden di
kompleks Cikeas atau daerah Menteng? Bagaimana dengan biaya kuliah anak
Anda nanti? Apakah Anda ingin anak Anda cuma tamat SMU lalu stop?
Jika sekarang saja sudah begitu susah, apalagi ketika zaman anak cucu
kita nanti. Jadi, mari kita persiapkan yang lebih baik di masa depan.
Seperti saya katakan, saya bukan hanya akan memotivasi Anda melainkan
juga akan memberikan solusi dan jalan keluar. Sekali lagi, saya tidak
menjanjikan Anda akan kaya raya. Karena itu sama saja berbohong dan
mustahil. Itu penipuan! Saya hanya ingin menceritakan sebuah peluang
dari melihat celah angka togel. Anda yang tentukan sendiri nanti. Saya
tidak memberi nomor wangsit atau angka jitu bermain togel. Tidak ada
yang bisa! Itu penipuan dan pembodohan otak. Saya mengajarkan seni
berinvestasi.
Gaji sebulan yang tidak seberapa, yang hanya cukup buat makan dan
membayar kontrakkan saja, ini sama artinya tidak punya uang. Tidak ada
uang sisa untuk ditabung. Tidak bisa jalan-jalan ke luar negeri meski
cuma satu kali di akhir tahun. Tidak bisa makan di restoran terkenal
bersama kekasih atau keluarga meski cuma satu kali sebulan. Gaji habis
di akhir bulan bahkan di pertengahan bulan karena kebutuhan hidup dan
biaya hidup yang semakin mahal. Dan konyolnya mereka tidak bisa
menghindar dari beban kerjaan atau tugas. Mereka tidak punya waktu.
Kalau penggangguran masih bisa pergi ke Puncak, memancing, dsb. Orang
tipe ini justru terjebak pandora rat race. Layaknya tikus berlari
ke sana ke mari tetap saja tidak akan pernah keluar. Berputar-putar di
tempat tanpa hasil. Bolos kerja kena sanksi, hujan banjir badai tetap
harus masuk kerja, jika tidak masuk akan dikurangi gaji atau
tunjangannya, dsb. Mau pindah kerja takut tidak diterima, apalagi
mereka yang sudah berusia 40 tahun ke atas. Pindah kerja baru belum
tentu juga situasi kerja tersebut lebih baik dari perusahaan yang lama.
Meski gaji dan tunjungan tinggi, belum tentu lebih baik suasana
kerjanya bukan?
Saat ini mencari pekerjaan baru sulitnya bukan main. Lalu apakah ini
berarti saya mengatakan bahwa semua orang yang saat ini bekerja pada
orang lain itu membuang-buang waktu atau sia-sia? Tentu tidak! Saya
tidak pernah mengatakan demikian dan tidak pernah mengajarkan demikian.
Saya hanya memberikan fakta dan analisis realita bahwa jika hanya
mengandalkan gaji bulanan tanpa memikirkan peluang lainnya, itu artinya
nyumbang nyawa untuk masa depan kita. Anda harus memikirkan peluang
lainnya selain berdasarkan gaji bulanan. Istilahnya cari uang tambahan.
Sudah saya katakan bahwa saat ini ada banyak peluang yang bisa Anda
lakukan tanpa harus meninggalkan profesi atau kerja utama Anda. Seperti
membuka sumur, makin banyak mata air yang Anda temukan maka makin
cepat sumur itu meluap dan tidak akan pernah habis air yang Anda
konsumsi dari sana. Tentu saat ini jika Anda bekerja, ya bekerjalah
dengan baik dan penuh tanggung jawab. Jangan korup atau mencoba menilap
uang perusahaan atau mengelabui bos Anda. Orang yang sudah jadi bos
pasti sudah jauh lebih pintar dari Anda. Mau apa tidak saja mereka
menindak Anda. Contohnya om Gayus Tambunan, atau Inong Melinda pegawai
Citibank, akhirnya tertangkap juga, bukan? Jika Anda mencoba menilap
atau mengkorup uang perusahaan Anda, cepat atau lambat penjara menanti
Anda. Tolong dicamkan!
Punya Waktu Punya Uang
Inilah tipe manusia yang harus kita capai. Punya waktu sekaligus punya
uang. Kekayaan mereka sudah bisa beranak pinak sendiri buat mereka.
Jadi mereka hanya tinggal menikmati hasilnya saja. Orang-orang ini
memang bekerja tetapi kerja mereka sudah tidak berorientasi lagi
seperti tipe tiga manusia sebelumnya. Mereka bekerja karena memang
ingin bekerja. Bukan bekerja hanya karena ingin mencari uang. Untuk
menjadi politikus sejati juga harus berangkat dari tipe seperti ini,
sehingga keputusan politik yang mereka wakili tidak lagi hanya untuk
memupuk kekayaan dan kepentingan pribadi atau kelompok. Toh mereka
sudah lebih dari cukup. Emangnya mati bawa uang? Mereka hanya ingin
berbakti dan mengabdi bagi bangsa, negara dan terutama rakyat yang
memilih mereka. Ingin mengangkat harkat martabat rakyat-rakyat miskin
dan menderita.
Orang-orang tipe ini punya banyak waktu untuk jalan-jalan santai ke
mall, melancong ke luar negeri beberapa kali dalam setahun, menikmati
masakan seluruh dunia, sesekali menginap di hotel terkenal, dsb. Memang
tidak semua orang kaya begitu tetapi saya hanya menceritakan
kemungkinan yang bisa dilakukan oleh orang-orang kaya seperti ini. Yang
saya maksud bukan orang kaya yang tidak punya waktu tetapi orang kaya
yang punya waktu. Tentu yang kita sebutkan ini adalah pekerja tulen
bukan koruptor lho. Bukan orang yang memanfaatkan jabatan untuk
kepentingan pribadi apalagi model penilap pajak seperti Gayus Tambunan
atau Melinda Dee, dsb. Orang pajak nilap pajak, apa kata dunia?
Anda harus menjadi orang tipe terakhir seperti ini. Penghasilan mereka
sudah memasuki penghasilan multiplikasi. Seperti apakah penghasilan
multiplikasi ini? Nanti akan kita bahas. Beberapa pejabat teras
pemerintahan masuk tipe ini, termasuk konglomerat dan beberapa
pengusaha hebat. Anda tidak perlu menjadi pejabat teras atau
konglomerat untuk mencapai posisi ini. Asal Anda tahu cara mencari uang
yang tidak akan habis dengan pola hidup Anda, maka Anda bisa menjadi
tipe manusia seperti ini. Jika Anda bisa dan pintar memutar gaji atau
penghasilan Anda, Anda bisa menjadi manusia seperti ini juga. Tidaklah
harus menjadi pengusaha nasional untuk mencapai posisi ini. Menjadi
pengusaha kecil yang kreatif, juga bisa membuat Anda mencapai posisi
ini. Intinya adalah otak yang pintar agar Anda bisa mendapatkan uang
yang cukup untuk menutup biaya kehidupan Anda. Setelah itu delegasikan
dan jangan hanya mati di satu profesi atau sumber penghasilan.
Pintar-pintarlah! Sekarang Anda ingin menjadi tipe bagaimana? Tentu
yang terakhir ini bukan?
Saya memang tidak bisa memberikan atau menunjukkan jalan singkat untuk
menjadi tipe seperti ini karena memang tidak ada. Kecuali Anda punya
modal sangat besar maka tinggal beli atau investasi di sarana investasi
yang paten seperti franchise
McDonald. Sudah pasti sistem operasionalnya akan berjalan dan Anda
tinggal nikmati hasilnya. Tetapi apakah Anda memiliki uang Rp 10 milyar
untuk membeli franchise
tersebut? Tetapi jika Anda bisa mengumpulkan banyak uang, Anda cukup
kreatif dan pintar, Anda bisa berinvestasi atau ikut bisnis yang riil
untuk hidup di posisi seperti ini. Inilah yang disebut dengan investor.
Saya punya saran buat Anda. Kalau ingin menjadi seorang investor
hendaknya dicapai sebelum usia 50 tahun. Jika usia 50 tahun Anda masih
harus bekerja, ini sia-sia. Sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa
usia 50 tahun ke atas tidak bisa sukses. Tidak! Kolonel Sanders pemilik
KFC (Kentucky Fried Chicken) justru sukses di atas usia 50 tahun. Bagi
dia mungkin pepatah ini cocok, “Life begin at 50th.” Tetapi belum tentu cocok buat kita, bukan?
Mari saya ajak Anda main matematika. Katakanlah hidup manusia itu
paling lama 70 tahun. Bisa mencapai 70 tahun di zaman sekarang? Di mana
banyak polusi, kemacetan yang bikin stress, pencemaran air tanah, zat
kimia dan pewarna di makanan sejak kita kecil, apalagi seperti nipagin
di kecap mie instant? Anda jawab sendiri. Bagi orang luar nipagin itu
bahaya bagi rakyat mereka, tetapi bagi orang Indonesia itu sumber
vitamin tambahan. Makin banyak zat tersebut dalam mie instant maka makin
bagus buat orang Indonesia. Begitu juga dengan bakteri sakazakii, makin
banyak makin mantap buat masa depan orang Indonesia yang cerdas-cerdas.
Mengapa negara lain bisa menurunkan dosisnya sedangkan negara kita
justru ditambahkan dosisnya? Mengapa negara lain pemerintah dan lembaga
kesehatannya begitu ketat mengawasi makanan rakyatnya sementara kita
tidak? Bahkan MUI saja meloloskan susu bersakazakii ini dengan
sertifikasi halal. Oh..no! Jadi meski ada racun asal tidak mengandung
babi, alkohol maka adalah halal! Anda tanyakan saja kepada bapak-bapak
pejabat kita yang terhormat di DPR yang setiap kali sidang selalu tidur
atau bagaikan paduan suara seperti lagu Bung Iwan Fals. Mengapa oh
mengapa?
Usia manusia katakanlah 70 tahun. Kita sekolah dan kuliah, hidup enak
dari bayi oekkk … oekkk … hingga usia 25 tahun. Dari 70 tahun kita
kurangi 25 tahun menjadi 45 tahun. Jadi paling bagus adalah pensiun di
usia 45 tahun, di mana masa kerja kita 20 tahun sejak tamat kuliah 25 +
20 = 45. Kerja selama 20 tahun, lalu pensiun menikmati sisa hidup 25
tahun, rasanya pas dan seimbang. Jangan Anda kerja 40 tahun yakni
pensiun 65 tahun di mana mulai start bekerja 25 tahun, lalu hanya sisa 5
tahun nikmati hidup. Ini konyol sekali, bukan? Anda pikirkan lagi
baik-baik. Coba hitung kembali jika akal sehat Anda masih berfungsi
dengan baik. Ini juga peringatan bagi mereka yang tidak ingin kuliah
melainkan tamat SMU langsung bekerja. Hendaknya Anda lebih cepat
pensiun dari mereka yang kuliah, sebab jika tidak rasanya tak seimbang
antara masa kerja dengan masa menikmati hidup.
Jangan sampai nanti Anda berkata,
"Waktu muda siulin cewek, waktu tua siulin burung. Waktu muda korbankan
nyawa dan kesehatan demi uang, e…waktu tua korbankan uang demi
kesehatan."
Bukankah banyak orang seperti ini? Buat apa? Kumpulkan uang setengah
mati, bekerja keras waktu muda dan ujung-ujungnya buat biaya berobat.
Sama saja kumpulin uang berobat. Menurut saya makin cepat pensiun makin
bagus. Dan pintar-pintarlah memilih pekerjaan dan profesi. Jaga pola
makan dan hidup sehat juga sangat penting. Satu hal yang ingin saya
bagikan adalah: pendidikan atau gelar itu bukan sesuatu yang sangat
menentukan dalam hidup ini! Sekolah itu penting, tetapi kesuksesan
tergantung pada orang tersebut dan kepada siapa dia bergaul dan mencari
ilmu. Kadang orang sukses karena teman pergaulannyalah yang membuka
peluang buat mereka. Sampai berjumpa di artikel berikutnya.