Sabtu, 15 Juni 2013

Nasib Anak Jalanan

Makanya kalau Kapolri sampai Presiden termasuk Kyai, Ustadz, Pendeta, Pastor, Biksu, Biarawan sampai Malaikat yang bilang main judi tidak bisa kaya raya, lalu dilarang sedemikian rupa itulah orang paling goblok sedunia! Tergantung Anda main judi apa, tergantung siapa yang memainkan judi tersebut! Makanya saya tidak mengatakan bahwa semua permainan harus kita mainkan. Hanya permainan-permainan yang bisa kita temukan titik celah dan kelemahannya secara logika maka baru bisa kita mainkan. Dengan demikian bukan lagi soal judi atau mengadu nasib, soal hoki-hokian tetapi soal logika, kepintaran dan seni berinvestasi. Bagi sebagian orang adalah judi dan saya tidak menganjurkan orang bermain judi. Bagi sebagian lagi adalah investasi dan saya menganjurkan orang untuk berinvestasi! Kalau pemain tersebut bodoh dan goblok, jangankan main judi atau togel, dalam berbisnis pun orang tersebut akan bangkrut dan hancur! Bisnis jauh lebih kejam dan bukan saja melibatkan akal tetapi juga modal dan strategi. Terkecuali praktek KKN.
Makanya dulu saya tidak tertarik kepada Google AdSense ya karena itu. Uang receh kok dicari setengah mati di mana akhirnya baru tahu sering dipermainkan oleh orang-orang Google itu sendiri dengan seenaknya disable akun kita. Masih banyak cara mencari uang dengan otak yang begitu mudah dilakukan. Tetapi sejak Kapolri Jenderal Sutanto naik, maka semua permainan Sicbo dan Tasiau di negeri ini ditutup termasuk togel, dsb. Dan saya ingin membagikan sebuah pengalaman dan tidak ada maksud untuk menyombongkan diri atau mendiskreditkan pihak lain termasuk anak-anak jalanan. Tujuan saya agar Anda ikut tersentuh dan prihatin.
Contoh anak jalanan. Tidak mungkin saya ambil fotonya karena akan ketahuan lokasi tuh anak jalanan. Saya comot saja dari Google sebagai ilustrasi. Biasanya kalau Anda melihat mereka menunduk seperti yang di depan, itu artinya mereka sedang ngelem. Lem merek Aica Aibon mereka hirup kuat-kuat untuk menumbuhkan sensasi dingin-dingin gitu di tenggorokan kerongkongan.
Sebenarnya saya memiliki beberapa anak jalanan yang saya sebut sebagai "anak langit" karena mereka tidur beratap langit. Hampir setiap hari, setiap kali saya pulang dari kasino (tempat yang orang-orang sebut tempat judi sementara bagi saya tempat investasi), saya selalu menyisihkan Rp 500.000 untuk membagi-bagikan makanan minuman atau uang kepada anak-anak jalanan tersebut. Hari ini membagi makanan Padang, dan uang, besok makan bakso dan  uang, warteg dan uang, besok lagi ajak belanja di minimarket terdekat untuk mengambil susu ultra, dsb. Pokoknya saya jatah setiap orang maksimal hanya Rp 10.000 setelah diberikan makanan. 

Kita tidak bisa menceramahi orang soal Surga Neraka, Tuhan Setan, Halal Haram selama perut orang kosong dan kelaparan.
Jadi saya membantu meringankan beban-beban mereka. Memang mereka bukan saudara-saudara saya atau tetangga saya, apalagi teman. Tetapi saya tergerak untuk membantu. Bicara soal hati tergerak ini yang susah dibendung. Sama seperti menulis blog togel master ini. Kalau dipikir-pikir apa manfaatnya buat saya? Yang ada malah orang memaki-maki kita. Toh pembaca atau Anda bukan teman saya, keluarga saya, apalagi tetangga. Mau mati ya urusan Anda. Mau kalah togel itu bukan urusan saya. Mau pukul isteri mukul anak karena kalah togel ya itu urusan Anda. Mau terus dibohongin bandar dan kaki tangannya, itu urusan Anda. Tetapi tergerak. Inilah yang susah dibendung. Jadi kenapa tidak ditulis saja dan siapa tahu barangkali bermanfaat bagi yang pintar dan ingin belajar.
Pertama kenalan dengan anak-anak jalanan pas mereka ngamen di sebuah tempat makan yang kebetulan sering saya lewati. Saya mengorek dan mendengarkan cerita-cerita mereka yang bahkan kalau saya ceritakan Anda mungkin tidak akan mau mendengarnya. Mulai dari mereka yang bercita-cita jadi pemain film bokep, main cewek bayar goceng di pinggir kali, diuber polisi pamong praja sampai nyebur ke kali, disodomi pemuka agama, disuruh kocokin kontol pengendara BMW di Jakarta, oom-omm mandiin mereka lalu sodomi mereka, ngelem, dsb. Semua dijelaskan dengan lokasi dan alamat yang beberapanya masih bisa Anda telusuri hingga sekarang kalau mau. Makin saya kupas makin merinding bulu kuduk Anda. Nanti ada waktunya saya bagikan.

Karena sering membagikan makanan, otomatis dari 7 anak, besoknya menjadi 11, besoknya lagi  menjadi 14, besoknya lagi menjadi 17, dst... Sampai saya suruh stop dan jangan bawa lagi teman-teman lainnya. Siapa yang kuat menanggung beban seperti itu? Siapa yang tidak mau dikasih makanan, permen, uang dan diberikan nasehat? Sudah pasti anak-anak jalanan tersebut mau dan akan kembali mengajak temannya. Di Jakarta ada puluhan ribu anak jalanan. Membagikan uang Rp 1.000 perak per anak saja, sehari Anda butuh Rp 10 juta. Mereka yang sibuk melahirkan anak masa kita yang ikut menanggung? Kadang saya berpikir demikian di waktu malam. Tetapi kalau hati tergerak ya apa boleh buat? Dan kebetulan kita memang dimampukan Tuhan untuk mencari uang sedikit itu dan membantu mereka.
Sekarang saya tanya kepada Anda: kalau saya tidak bisa mengambil uang dari brankas bandar judi Sicbo atau Tasiau, seandainya saya bergaji Rp 10 juta per bulan sebagai manajer perusahaan BUMN atau MNCs (Multi National Company), bisakah saya mengeluarkan Rp 500.000 sehari untuk orang-orang tersebut? Kalikan saja dengan 30 hari berarti butuh Rp 15 juta per bulan. Dari mana saya punya uang sebanyak itu dan mampu? Taruhlah kalaupun saya mampu di mana gaji saya Rp 30 juta per bulan, apakah saya akan rela melakukan hal seperti itu? Coba Anda bayangkan dan renungkan!

Tetapi itulah yang saya katakan bahwa Allah akan membantu orang-orang yang memiliki hati untuk berjuang. Makanya selalu saja dibukakan kesempatan dan ditambahkan ilmu-ilmu yang kadang orang-orang tidak tahu. Apakah Kapolri dan Presiden bahkan semua pendeta, ustadz, kyai bisa melakukan apa yang saya lakukan? Kalau mereka bisa melakukannya sudah pasti tidak ada lagi anak-anak jalanan seperti itu sehingga bebannya harus sampai kepada saya. Lalu apakah haram uang dari Sicbo yang saya dapatkan? Haram mana antara orang yang main judi dan menolong orang miskin daripada orang tidak berjudi tetapi membiarkan saudaranya mati kelaparan? Sekali lagi ini bukan bicara soal kesombongan. Saya hanya ingin Kapolri bahkan semua pejabat tahu bahwa dengan menutup judi maka bukan saya atau Tuhan yang menutup hidup anak-anak jalanan tersebut. Merekalah yang menutup masa depan dan kehidupan anak-anak jalanan tersebut. Karena dengan tidak adanya judi tasiau maka tidak mungkin saya atau orang lain mempunyai uang untuk membantu mereka. Itu saja! Bagi saya judi ditutup atau dibuka tidak soal karena saya tidak akan mati kelaparan. Tetapi bagi orang-orang kecil seperti anak-anak jalanan tersebut maka saya katakan, "Ya, sekarang Anda harus berjuang lebih keras!"

Dan sekarang kadang masih sering bertemu tetapi tidak sesering dulu lagi apalagi membagi-bagi makanan atau uang. Sejak kasino ditutup di mana uang susah dicari, saya ikut berpikir sama seperti pejabat, biksu, kyai, ustadz, pendeta, kapolri, gubernur dan presiden, "Toh itu bukan siapa-siapa saya. Mereka saja tega kenapa saya harus membela? Tidak ada untungnya juga buat saya. Siapa suruh banyak anak? Siapa suruh terlahir dari rahim dan benih orang tua yang tidak bertanggung jawab? bla...bla..bla" Salam Jalanan